gravatar

LEUKEMIA

Abstrak :
LEUKEMIA
Tujuan dari laporan ilmiah ini adalah untuk mencari tahu klasifikasi dari penyakit Leukemia ( kanker darah ). Meliputi pengertian, macam-macamnya, penyebab, gejala, dan lain sebagainya.
Hasil kesimpulan pun mendukung hipotesis yang diajukan tentang penyebab dari leukemia, yaitu virus retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.


Pendahuluan :
LATAR BELAKANG
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pemebentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Perkembangan leukemia atau kanker darah sekarang ini belum dapat dideteksi secara dini dan penyebabnya belum bisa di deteksi. Penyakit ini merupakan kanker yang mematikan dan belum bisa dicegah dan cara penyembuhannya pun masih menjadi bahan perdebatan. Ada beberapa zat dan bahan penyebab yang bisa menimbulkan kanker, oleh sebab itu berhati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang menggunakan zat pewarna. Ada juga beberapa jenis makanan yang cukup akrab dalam keseharian masyarakat yang diduga dapat menjadi pemicu timbulnya kanker darah seperti ikan asin, ikan teri, oncom dan tempoyak.


RUMUSAN MASALAH
Sebelum dilakukan pencarian informasi untuk mengetahui penyebab dari penyakit leukemia, maka diajukan beberapa rumusan masalah tentang leukemia, seperti :
- Apa penyebab dari leukemia ?
- Bagaimana gejala dari leukemia ?
- Apa saja macam-macam dari penyakit leukemia ?
Untuk mencari tahu dari rumusan masalah tersebut, maka dilakukan pencarian informasi melalui media internet.

TUJUAN
Tujuan dari laporan ilmiah ini adalah untuk mencari tahu klasifikasi dari penyakit Leukemia ( kanker darah ). Meliputi pengertian, macam-macamnya, penyebab, gejala, dan lain sebagainya.

Metode pencarian informasi

Metode dari pencarian informasi yang pertama dilakukan adalah merumuskan sebuah masalah seperti :
- Apa penyebab dari leukemia ?
- Bagaimana gejala dari leukemia ?
- Apa saja macam-macam dari penyakit leukemia ?
Kemudian kami mencari jawaban dari permasalahan tersebut lewat media internet. Lalu, kami menganalisis data dan kemudian menarik sebuah rangkuman singkat tentang penyakit leukemia.


Hasil dan Pembahasan

Leukemia (kanker darah)
PENGERTIAN
Menurut wikipedia.com, Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pemebentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Menurut infopenyakit.com, Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang ( bone marrow ). Sumsum tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga tipe sel darah diantaranya sel darah putih ( berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi ), sel darah merah ( berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh ) dan platelet ( bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah ).

Menurut indosiar.com, Leukimia adalah suatu jenis kanker darah, dimana sel darah putih kita diproduksi melebihi yang seharusnya ada. Seperti halnya penyakit kanker yang lain, leukemia jarang menimbulkan gejala tertentu. Pada umumnya badan tambah kurus dan cenderung kurang darah ( HB turun ). Biar diberi vitamin juga tidak naik dan setelah diperiksa secara mendetail baru terlihat.
Menurut dharmais.co.id, Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak. Sebagaimana sifat kanker pada umumnya, yaitu sel-sel bertumbuh secara liar di luar kontrol, demikian pula yang terjadi pada leukemia dimana yang tidak terkontrol adalah proliferasi dari sel darah putih ( leukosit ) yang belum matang.
Menurut id.shvoong.com, kanker darah adalah suatu penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang.

Mengenal Leukemia (Kanker Darah)
Kata leukemia berarti "darah putih", karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.
Perkembangan leukemia atau kanker darah sekarang ini belum dapat dideteksi secara dini dan penyebabnya belum bisa di deteksi. Penyakit ini merupakan kanker yang mematikan dan belum bisa dicegah dan cara penyembuhannya pun masih menjadi bahan perdebatan. Ada beberapa zat dan bahan penyebab yang bisa menimbulkan kanker, oleh sebab itu berhati-hatilah dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang menggunakan zat pewarna. Ada juga beberapa jenis makanan yang cukup akrab dalam keseharian masyarakat yang diduga dapat menjadi pemicu timbulnya kanker darah seperti ikan asin, ikan teri, oncom dan tempoyak.

Kanker darah adalah suatu penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang. Proses diferensiasi dari sel-sel leukemia ini biasanya tidak matang. Akumulasi sel abnormal dari sel blast jenis tertentu akan menimbulkan gangguan system pembentukan hormone sel darah merah, gangguan system untuk pembentukan likosit dan gangguan system pembentukan trombosit. Kanker darah tidak menular dan bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi kanker darah itu bersifat familiar



Leukemia dapat diklasifikasikan atas dasar:
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.
Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan mieloid
Kemudian, penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah tepi.
Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
Jumlah leukosit dalam darah
Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
Prevalensi empat tipe utama
Dengan mengombinasikan dua klasifikasi pertama, maka leukemia dapat dibagi menjadi:
Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
Leukemia Mielositik Akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
Leukemia Limfositik Kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
Leukemia Mielositik Kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Tipe yang sering diderita orang dewasa adalah LMA dan LLK, sedangkan LLA sering terjadi pada anak-anak.
LEUKEMIA PADA ANAK-ANAK
Ketika si kecil didiagnosis leukemia ( kanker darah ), jangan dulu berkecil hati, sekalipun kanker dianggap sebagai penyakit yang cukup serius, jangan lupa bahwa kanker yang dialami si kecil dapat disembuhkan, apalagi jika ditemukan pada tahap yang masih dini. Apa saja yang dilakukan dokter untuk mengenali dan mengatasinya?




Apa yang terjadi?
Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak. Sebagaimana sifat kanker pada umumnya, yaitu sel-sel bertumbuh secara liar di luar kontrol, demikian pula yang terjadi pada leukemia dimana yang yang tidak terkontrol adalah proliferasi dari sel darah putih ( leukosit ) yang belum matang.
Gambaran sumsum tulang biasanya akan menunjukkan jumlah sel-sel darah putih yang jahat ( sel blast ) yang meningkat, sementara jumlah sel-sel lainnya berkurang atau sedikit akibat proses pembuatannya yang tertekan oleh sel blast tersebut. Jika keadaan pabriknya saja sudah demikian, sudah dapat diduga bagaimana keadaannya di luar pabrik, yang dapat terlihat dari hasil pemeriksaan darah tepi. Kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit umumnya rendah dibanding nilai normalnya. Akibatnya, anak yang menderita leukemia biasanya akan menunjukkan gejala yang merupakan cerminan dari rendahnya 3 komponen darah tersebut. Penyebab leukemia pada anak sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun faktor genetik diduga mempunyai nilai terhadap terjadinya kanker darah ini.

Mengenali gejalanya
Terdapat beberapa gejala berikut ini yang perlu dicermati oleh orangtua agar anak-anak yang mengalami gejala-gejala tersebut dapat segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa gejala itu, antara lain:

 Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang meningkat. Keadaan ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel darah putih yang jahat.
 Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena berkurangnya jumlah sel darah putih yang baik yang bertugas sebagai “tentara” untuk melawan organisme-organisme penyebab penyakit.
 Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi berdarah. Keadaan ini terjadi karena berkurangnya jumlah trombosit.
 Merasakan nyeri-nyeri pada tulang. Keadaan ini terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam tulang.
 Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam organ-organ tersebut di atas.

Gejala-gejala yang timbul antara satu anak penderita leukemia dengan yang lainnya tidak selalu sama dan tidak selalu gejala-gejala tersebut timbul semuanya secara bersamaan. Oleh karena itu, jika kulit anak anda tampak biru-biru di sana-sini yang bukan terjadi akibat terbentur sesuatu, atau ia mengeluh sakit yang tidak jelas dan jalannya terpincang-pincang, sering mimisan dan gusinya juga sering berdarah, segera periksakan anak anda ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap tubuh si kecil dan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang diharapkan dapat mendukung hasil pemeriksaan sebelumnya.

Aneka pemeriksaan
Seperti telah diterangkan sebelumnya di atas, bahwa setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap tubuh si kecil dan dijumpai gejala-gejala yang mengarahkan diagnosis kearah leukemia, maka pemeriksaan selanjutnya yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah tepi. Lokasi pengambilan darah biasanya di tangan. Dugaan ke arah leukemia akan semakin kuat bila hasil pemeriksaannya menunjukkan kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit yang umumnya rendah.
Guna memastikannya, selanjutnya dokter akan menganjurkan agar si kecil dilakukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang atau BMP ( Bone Marrow Puncture ) untuk melihat langsung ke dalam pabrik. Pemeriksaan ini pada anak di atas 2 tahun, dilakukan pada daerah di sekitar tonjolan tulang yang letaknya beberapa sentimeter dari tulang ekor. Agar anak tidak merasa sakit selama prosedur berlangsung, dokter akan mengawalinya dengan memberikan suntikan bius lokal. Melalui pemeriksaan inilah si kecil dapat ditentukan apakah ia benar menderita leukemia atau tidak. Jika sudah dipastikan bahwa memang si kecil menderita leukemia, tahap berikutnya tentunya adalah pengobatan.

Mengatasi leukemia
Dalam penanganan kanker, ada 3 modalitas yang digunakan, yaitu kemoterapi, radiasi, dan operasi. Pada leukemia, modalitas yang digunakan adalah kemoterapi yang memakan waktu lebih kurang 2 tahun. Diawali dengan fase induksi, suatu fase yang sangat intensif, guna menggempur atau menghancurkan sel-sel blast yang ada. Sukses atau tidaknya penggempuran dapat diketahui melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang yang kedua, yang dilakukan pada akhir fase induksi. Penggempuran dinyatakan sukses bila jumlah sel blast dinyatakan berkurang sampai batas normal yang ditentukan. Keadaan ini disebut juga sebagai remisi. Setelah remisi tercapai, baru masuk ke fase berikutnya, yaitu fase profilaksis susunan saraf pusat. Fase ini bertujuan untuk mengejar sel-sel blast yang mungkin lari ke otak. Pengejaran dapat dilakukan melalui pemberian obat kemoterapi atau radiasi. Setelah semua prosedur pada fase ini selesai, baru masuk ke fase berikutnya, yaitu fase pemeliharaan. Berbeda dengan 2 fase sebelumnya, fase ini si kecil tidak diharuskan untuk menginap di rumah sakit lagi. Untuk obat-obat yang diberikan secara infus atau melalui ruang yang terletak di antara 2 ruas tulang belakang bagian bawah ( intratekal ), si kecil cukup masuk ke ruang rawat sehari atau singkat. Lagi pula, selain obat-obat tersebut di atas, obat-obat lainnya adalah obat yang pemberiannya cukup diminum saja. Fase ini berlangsung hingga masa 2 tahun itu tercapai.
Obat-obat kemoterapi, kalau boleh dibilang, adalah obat yang ”bodoh”. Maksudnya ”bodoh” adalah obat-obat ini tidak bisa hanya menyerang sel-sel kanker saja, semua sel yang baik dan aktif juga diserangnya. Hal ini bisa terlihat dari hasil pemeriksaan darah tepi yang dilakukan setelah pelaksanaan kemoterapi. Sebagai contoh, misalnya kadar leukosit yang tadinya normal, setelah kemoterapi bisa berubah menjadi rendah bahkan sampai ”tentara-tentara” tubuh ini mencapai jumlah yang tidak memungkinkan untuk melakukan penyerangan bila musuh datang. Keadaan ini dapat menyebabkan proses kemoterapi ditunda sampai jumlah leukosit mencapai kadar yang aman untuk kemoterapi dapat dilanjutkan kembali. Bila kemoterapi tetap dilakukan, ada kemungkinan besar si kecil akan mengalami infeksi yang berat mengingat tingkat infeksi di negara kita yang masih tinggi. Untuk mengantisipasinya, dokter biasanya akan melakukan pemantauan melalui pemeriksaan darah tepi. Oleh karena itu, orangtua diharap tidak bingung dan bertanya-tanya kenapa anaknya diambil darahnya bolak-balik. Rambut yang rontok setelah pemberian obat kemoterapi tertentu juga merupakan hasil dari ”kebodohan” obat kemoterapi tersebut. Orangtua tidak perlu takut anaknya menjadi botak setelah dikemoterapi karena botaknya ini bersifat reversibel, maksudnya jika obat kemoterapi bersangkutan dihentikan rambut akan tumbuh kembali.
Obat-obat kemoterapi juga mempunyai efek samping terhadap organ-organ, seperti hati dan ginjal. Jika suatu saat terjadi gangguan pada fungsi organ-organ tersebut, dokter akan mengurangi dosis atau bahkan menunda pemberian kemoterapi.
Melihat proses pemberian kemoterapi di atas, orangtua diharapkan dapat mempersiapkan si kecil maupun dirinya sendiri untuk dapat terbiasa dengan proses dan cara pelaksanaannya. Selain itu, agar proses kemoterapi dapat berjalan dengan lancar, diperlukan juga upaya dari keluarga agar kondisi si kecil bisa selalu dalam keadaan fit. Biasakan untuk memperhatikan kebersihan, apakah itu kebersihan tubuh si kecil, makanannya, lingkungan di sekitarnya, dan lain-lain. Minta bantuan kepada keluarga yang hendak menjenguk agar tidak datang secara beramai-ramai dalam waktu yang bersamaan, kemudian masuk ke dalam ruangan dimana si kecil di rawat. Ketidaktaatan keluarga terhadap aturan-aturan tersebut di atas akan berdampak penundaan pemberian kemoterapi. Pemberian kemoterapi yang seharusnya sesuai jadwal dilakukan hari ini misalnya, dapat ditunda sampai entah kapan sampai kondisi si kecil cukup fit untuk dapat dilakukan kemoterapi kembali. Jika hendak mengkonsumsi makanan atau obat-obatan di luar obat-obat kemoterapi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter perihal si kecil yang menderita leukemia. Hubungan kerja sama yang baik antara orangtua dan dokter diharapkan dapat membuahkan hasil yang diharapkan, yaitu si kecil dapat terbebas dari leukemia.
Penyebab Leukemia
Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia.

1. Radiasi.
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA ( Leukemia Mielositik Akut ). Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK ( Leukemia Limfositik Kronis ). Beberapa laporan yang mendukung:

#) Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia.
#) Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia.
#) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.




2. Leukemogenik.
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat mempengaruhi frekuensi leukemia:
• Racun lingkungan seperti benzene ( senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis ).
• Bahan kimia industri seperti insektisida.
• Obat untuk kemoterapi ( penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.Dalam penggunaan moderrnnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker ).


3. Herediter.
Penderita Down Syndrom ( merupakan kelainan kromosom yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,kepala mengecil,hidung yang datar menyerupai orang Mongolia maka sering juga dikenal dengan mongoloid.Pada tahun 1970an para ahli dari amerika dan eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertamakali syndrome ini dengan istilah Down Syndrom dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama. Down syndrom merupakan kelainan kromosom yakni terbentuknya kromosom 21. ( trisomy 21 ). Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk memisahkan diri saat teradi pembelahan. Gejala atau tanda-tanda yang muncul akibat down syndrom dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali,tampak minimal sampai muncul tanda yang khas.Penderita dengan tanda yang khas sagat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relative kecil dari normal ( microchephaly ) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar,mulut yang kecil dan lidah yang menonjol keluar ( microglossia ) seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan ( epichantal folds ). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik tangan maupun kaki melebar.Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput ( dermatoglyphics ). Kelainan kromosom ini juga bias mengakibatkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sisitim organ lainnya. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa Congenital Heart Disease. Kelainan ini yang biasanya berakibat fatal di mana bayi dapat meninggal dengan cepat.Pada sistim pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esophagus ( esophageal atresia ) atau duodenum ( duodenal atresia). Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikutimuntah-muntah. Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan down syndrome atau mereka yang hamil diatas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki resiko melahirkan anak dengan down syndrome lebih tinggi) memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.

4. Virus.
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus ( merupakan salah satu golongan virus yang terdiri dari satu benang tunggal RNA ( bukan DNA ). Setelah menginfeksi sel,virus tersebut akan membentuk replica DNA dari RNA-nya dengan menggunakan enzim reverse transcriptase.Terdapat pada kera-kera kecil, atu kera besar macam gorilla atau simpanse yang ada di benua afrika, serta orang utan yang ada di sumatera dan Kalimantan ), virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Golongan retrovirus ada 3 yang ditemukan pada primate yaitu oncornaviruses, lentiviruses, dan spumaviruses. Meskipun jumlahnya sangat sedikit, ketiga golongan virus tersebut beresiko menular pada manusia baik melaui gigitan, urin maupun fases ( kotoran ).Berikut virus-virus tersebut:
1. Oncornaviruses
Ada empat jenis ornocavirus yang terdapat pada non human primate ( ordo ) ( NHP ) yaitu Simian T-lymphotropic virus ( STLV ), Gibbon ape leukemia virus ( GaLV ), Simian sarcoma virus, dan Simian retrovirus Type D ( SRV ). Simian T-lymphotropic virus ( STLV ) sangat mirip dengan Human T-cell leukemia virus ( HTLV ) yang banyak sekali terdapat di Asia, Afrika maupun Amerika. Meskipun kasus kejadiannya tidak banyak, HTLV dapat menyebabkan leukemia pada sel T dewasa atau lymphoma pada manusia yang terinfeksi. Selain itu, strain virus HTLV I juga berkaitan dengan tropical spastic paraparesis yaitu suatu gangguan syaraf yang langka. Hal yang amat mengkhawatirkan, saat ini telah diketahui bahwa HTLV ternyata berasal dari STLV purba yang menular antar spesies yang berbeda. Bahkan sebuah survei yang dilakukan oleh Verschoor et al. ( 1998 ) terhadap 143 orangutan di Kalimantan Tengah menunjukkan adanya dua ekor orangutan yang terinfeksi oleh virus HTLV I. Dengan demikian, peluang virus golongan ini untuk menginfeksi manusia semakin besar. Gibbon ape leukemia virus ( GaLV ) juga dapat mengakibatkan leukemia meskipun hewan yang dijangkiti masih tampak sehat. Virus ini dapat berpindah antar spesies. Simian sarcoma virus, yang kemungkinan merupakan mutan dari GaLV diketahui menginfeksi monyet wooly yang serumah dengan gibbon. Simian retrovirus Type D (SRV) terdiri dari beberapa jenis virus. Virus ini biasanya menyerang monyet dan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Namun demikian, monyet yang terserang virus ini tetap terlihat sehat. Antibodi terhadap retrovirus tipe D telah dilaporkan pada 2 dari 247 orang yang sehari-hari berhubungan dengan primata non manusia.
2. Lentivirus
Salah satu golongan lentivirus yang amat berbahaya adalah Simian immunodeficiency virus ( SIV ). Virus ini berkerabat erat dengan HIV ( Human Immunodeficiency Virus ). Virus HIV 1 berasal dari strain SIV simpanse. Sedangkan virus HIV 2 berasal dari SIV sooty mangabeys. Ada sejumlah besar monyet Afrika baik yang liar maupun tangkapan yang terinfeksi oleh SIV. Jenis strainnya berbeda-beda, sesuai dengan jenis spesiesnya. Sebagian besar hewan yang terinfeksi oleh virus ini, tetap terlihat sehat. Primata Asia bukanlah induk semang alami dari SIV. Dengan demikian, apabila terkena SIV, primata Asia ( termasuk orangutan ) akan sangat mudah mengalami penurunan kekebalan tubuh. Saat ini ada 0.06% ( 2 dari 3123 ) manusia yang biasa bekerja dengan primata yang terinfeksi oleh virus ini. Satu diantara kedua orang tersebut selanjutnya menunjukkan hasil uji serologi yang negatif, namun yang lainnya tetap positif. Namun demikian mereka berdua tidak menunjukkan gejala penyakit.
3. Spumaviruses
Spuma virus yang terdapat pada primata adalah Simian Foamy Virus ( SFV ). Virus ini banyak ditemukan pada primata dunia baru maupun lama. Ada 3,7% atau 11 dari 296 orang yang biasa berhubungan dengan primata telah terinfeksi oleh virus ini.


Cara Penularan
Virus dan Cara Penularan :
Simian T-lymphotropic virus
( STLV ) hubungan seksual dan air susu induk
Gibbon ape leukemia virus
( GaLV ) urin, feses dan kemungkinan hubungan seksual
Simian sarcoma virus Simian retrovirus Type D ( SRV )
hubungan seksual, gigitan, dari induk ke anak
Simian immunodeficiency virus ( SIV )
hubungan seksual, gigitan
Simian foamy virus ( SFV )
gigitan yang dalam


GEJALA LEUKEMIA UMUM

1. Menurut indosiar.com, rasa lesu atau lelah, wajah pucat, demam yang tidak jelas sebabnya, perdarahan abnormal, biasanya di kulit dan mudah dilihat. Gejala lain, penderita akan merasa nyeri pada tulang, perut yang teraba keras atau membengkak. Terkadang, ditemukan pula benjolan-benjolan di kulit, pembengkakan gusi, atau kelumpuhan otot wajah atau tungkai tanpa sebab yang jelas.
2. Menurut infopenyakit.com, Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat ( sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oxygen dalam tubuh ).

2. Perdarahan. Ketika Platelet ( sel pembeku darah ) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit ( banyaknya jentik merah lebar/kecil dijaringan kulit ).

3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal ( abnormal ) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung ( meler ) dan batuk.

4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang ( bone marrow ) mendesak padat oleh sel darah putih.

5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan. pembengkakan.

7. Kesulitan Bernafas ( Dyspnea ). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

3. Penanganan dan pengobatan Leukemia

Penanganan kasus penyakit Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara single ataupun gabungan dari beberapa metode dibawah ini:

1. Chemotherapy/intrathecal medications
2. Therapy Radiasi. Metode ini sangat jarang sekali digunakan
3. Transplantasi bone marrow ( sumsum tulang )
4. Pemberian obat-obatan tablet dan suntik
5. Transfusi sel darah merah atau platelet.

Rangkuman Singkat

a) Leukemia ( kanker darah ) adalah suatu penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif, yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoitik yang menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang
b) Sampai saat ini penyebab penyakit leukemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia adalah akibat Radiasi, Leukemogenik, Herediter, dan Virus.
c) Gejala leukemia adalah rasa lesu atau lelah, wajah pucat, demam yang tidak jelas sebabnya, perdarahan abnormal, biasanya di kulit dan mudah dilihat. Gejala lain, penderita akan merasa nyeri pada tulang, perut yang teraba keras atau membengkak. Terkadang, ditemukan pula benjolan-benjolan di kulit, pembengkakan gusi, atau kelumpuhan otot wajah atau tungkai tanpa sebab yang jelas.
d) Macam-macam Leukemia menurut tipe sel predominan yaitu leukemia limfositik dan leukemia mielositik.
e) Macam-macam Leukemia menurut Jumlah leukosit dalam darah yaitu Leukemia leukemik, Leukemia subleukemik, dan Leukemia aleukemik.
f) Macam-macam Leukemia menurut prevalensi empat tipe utama yaitu Leukemia Limfositik Akut ( LLA ), Leukemia Mielositik Akut ( LMA ), Leukemia Limfositik Kronis ( LLK ), dan Leukemia Mielositik Kronis ( LMK ).









Daftar Pustaka


http://www.wikipedia.com

http://www.indosiar.com

http://www.dharmais.co.id

http://www.infopenyakit.com

http://id.shvoong.com